Mengapa saya mengubah template blog. Mengapa dalam setahun ini saja sudah ketujuh kalinya template blog saya diubah. Mengapa saya tidak konsisten pada satu pilihan. Apakah ini bagian dari pribadi saya yang secara tidak langsung saya merupakan bagian dari kebanyakan orang yang tidak konsisten. Tidak semua kata tanya di atas benar, pun tidak semuanya salah. Semua yang saya lakukan terhadap blog saya tidak memiliki tujuan politis apapun. Jadi apapun dugaan orang, terhadap saya dan blog saya, akan diterima sebagaimana orang bebas berbicara di zaman sekarang. Tetapi yang jelas, tahun ini saya selalu bosan, selalu ingin mencoba hal-hal kecil, yang dampaknya buat batin saya menjadi tenteram. Saya tidak muluk-muluk, tidak idealis, saya menyukai hal-hal yang membuat perubahan kecil dalam hidup saya pun buat orang lain. Tidak lain saya akan mencontohkan ke sebuah hal. Sebelum ngontrak bareng Rozi Kembara, Irwan Apriansyah Solihin, dan enam kawan lainnya yang kami beri nama Forum Kecil, setiap saat saya selalu mengubah letak tempat tidur saya, rak buku, meja belajar--bahkan seandainya saya dapat mengubah arah jendela, kemungkinan besar saya akan melakukannya. Ini sebenarnya terbawa sewaktu kali pertama tinggal di Jogja. Setiap berangkat ke kampus, saya melewati jalan yang sama karena mengejar waktu agar tidak telat. Sementara pulang dari kampus saya kerap melalui jalan yang saya tidak tahu, jalan yang belum pernah saya jalani bersama siapapun. Saya tinggal di daerah Gedongkuning, Bantul dan kuliah di Karangmalang. Saya selalu punya cara agar setiap kuliah tidak bosan. Karena saat itu saya dekil-dekilnya, wajah saya tidak segar, serta penampilan tidak gaul, saya tidak punya banyak teman yang gaul. Rata-rata, yang bertahan dan tidak sampai sekarang, teman-teman saya pasti dekil-dekil dan raut wajah cukup tidak segar. Itulah mengapa saya selalu berpindah-pindah tempat, setidaknya blog ini di dunia maya, agar saya dengan cepat menemukan diri saya yang sebenarnya. Berpindah dari satu tempat ke tempat lain, dari satu hati ke hati yang lain, barangkali di tengah perjalanan saya akan menemukan istilah yang diberi nama Konsisten. Ketidak-konsistenan saya dengan tampilan blog, setelah dipikir-pikir, ada bagian dalam diri saya yang terikut-ikut tidak konsisten. Itu tadi, soal hati. Jujur saja saya rentan rapuh, dari satu tempat terjatuh pindah ke tempat lain. Saya memiliki garis tangan yang tidak semujur Anda, dan barangkali kita memang terlahir untuk menjadi yang berbeda. Orang-orang seperti Naufil Istikhari Kr atau cerpenis yang saya kagumi dengan kekonsistenan prinsip dan tindakannya, Wahyudi Kaha, akan mengirim pesan pendek dan berkata, "Kau pindah blog lagi?" saya tidak langsung menjawabnya. Sosok kawan saya itu dari gaya bentakannya mirip dengan ibu saya. Sehingga bila saya bertemu dia baik sengaja atau tidak, saya cenderung mengalihkan pangandangan. Saya sangat hati-hati terhadap pandangan seorang lelaki yang jomblo bertahun-tahun. Blog ini bagi saya adalah rumah yang lain, di mana ketika pada suatu kala aku sedang tidak punya siapa-siapa yang bisa saya andalkan, saya lari ke blog ini: menulis, membuat gambar, mengubah template blog, dan apapun yang bisa saya lakukan. Siapapun bisa menelusuri tulisan saya dari awal hingga akhir, di sana tulisan-tulisan saya yang kekanak-kanakan ada, setengah keremaja-remajaan ada, yang jelas, hingga sekarang tulisan di blog ini belum ada yang matang, yang dapat menyadarkan orang-orang yang tersesat di bukan jalan-Nya. Apa yang saya lakukan, sekali lagi ukurannya bukan ingin bergaya atau meminta perhatian dari suatu pihak, atau demi kepentingan politik karena rasanya jauh dari hidup saya yang tidak dilahirkan oleh ibu dengan alasan politis. Saya dilahirkan pada tanggal dan hari yang berseberangan antara pendapat ayah dan ibu saya. Saya senang sekali, anaknya diperdebatkan. Untuk kemudian saya memilih pendapat ayah saya sebagaimana nama yang saya sandang yang mulanya dari Mawardi--yang sangat pasaran.